Rabu, 08 Agustus 2012
Selasa, 08 Mei 2012
bangkit donk
Alhamdulillah, atas izin Allah Swt. buku ini berhasil saya selesaikan pada 16 Juni 2004, pukul 09.00 WIB saat artikel terakhir yang saya tulis untuk buku ini di-save di komputer saya. Allah Swt. telah memberikan berbagai kemudahan dalam penyusunan buku ini, meski saya harus ketat mengatur jadwal. Waktu sisa di malam hari adalah waktu yang paling menyenangkan untuk membanjirkan seluruh ide yang ada di benak saya. Memoles dan mempercantik artikel-artikel ini menjadi pekerjaan yang saya sukai. Sebab, tulisan dengan pesan sebagus apa pun tanpa dikemas dengan baik dan indah, mungkin hanya akan tertata rapi di rak toko buku, tanpa ada mau menyentuhnya apalagi membelinya. Atau lebih mengenaskan lagi, tak ada penerbit yang berminat menerbitkan karya saya. Beruntung GIP memberi masukan yang berarti untuk buku saya ini, semoga ada manfaatnya.
Semoga saja buku ini, meski saya merasa masih jauh dari sempurna, tapi setidaknya dapat menjadi pemicu pembaca untuk lebih semangat menggali cerita dan wawasan, serta ilmu dari buku sederhana ini. Saya berharap buku ini bisa jauh lebih bermanfaat dari ukurannya yang kecil ini. Semoga.
Sobat muda muslim, buku ini mungkin kelewat sederhana. Bahkan sangat sederhana. Tapi saya mencoba mengemas dengan sedikit lebih tegas agar memiliki bobot yang sama seperti buku saya sebelumnya. Saya tetap pada pola penulisan dengan gaya bertutur yang nggak menggurui. Meski tetap saya coba masukkan unsur-unsur yang bisa memberikan kedalaman makna. Artinya, meski sederhana tema-tema yang dibahasnya, tapi saya berharap masih ada nilai bergizi tinggi untuk pemikiran dan perasaan pembaca setelah melahap buku ini.
Dalam artikel yang berjumlah 28 buah dan dibagi dalam lima bab ini seluruhnya bercerita tentang “bagaimana”, bukan “mengapa”. Saya mencoba memberikan semacam solusi praktis buat teman-teman remaja yang mengalami berbagai persoalan hidupnya (paling nggak yang tergambar dalam artikel-artikel tersebut).
Kalo kamu ada masalah dengan keluarga, di buku ini saya lebih memberi ruang bebas untuk menelusuri hubungan kita dengan orangtua. Terus terang saja, banyak teman remaja yang kebingungan berhadapa dengan ortu. Jangankan untuk curhat bebas tentang apa saja suasana hati kita, sekadar untuk ngobrol masalah remeh-temeh pun kita segan dan malas. Semoga dengan membaca buku ini, kita bisa menyelami apa sih yang diinginkan ortu dari kita, dan kita belajar mengkomunikasikan harapan dan keinginan kita ortu dengan rileks. Serileks dan semudah ketika kita berkomunikasi dengan teman baik kita.
Sobat muda muslim, di buku ini kamu juga bakalan saya ajak untuk berselancar mengenali teman kamu. Siapa teman kamu, apa yang harus dilakukan saat berteman, dan bagaimana berpegang teguh terhadap prinsip kita ketika berbenturan dengan perbuatan teman kita. Jujur saja, berdasarkan pengalaman, seringkali kita kesulitan untuk berkata “TIDAK” kepada teman yang ngajak nggak baik. Insya Allah di buku ini kamu bisa menimbang dan mencoba tips-tips yang saya tawarkan.
Saya mencoba menyelami seluruh masalah (kalo bisa) yang dihadapi teman-teman remaja. Selain masalah keluarga dan teman, remaja biasanya juga kurang pede dengan kehidupannya. Seringkali teman remaja gamang dengan hidup ini, khususnya ketika kenyataan tak sesuai dengan harapan dan keinginannya. Insya Allah di buku ini saya memberikan support buat kamu semua tentang menikmati hidup ini. Saya buatkan bab khusus untuk itu. Kamu bisa juga menjajalnya.
Ini berbeda dengan buku-buku saya sebelumnya yang lebih menekankan perubahan pada pola pikir yang dilengkapi dengan solusi sistemik, karena memang inilah kunci sebuah kesadaran dan perubahan (kamu udah baca kan buku saya yang lain: Jangan Jadi Bebek, Andai Kamu Tahu, Jangan Jadi Seleb, dan Jangan Nodai Cinta). Tetapi, saya tidak akan mengabaikan pula aspek praktis. Itu sebabnya, saya mencoba memenuhi keinginan sebagian besar pembaca buku saya yang kebetulan bertanya pada acara-acara bedah buku saya di berbagai daerah. Semoga saja ini dapat membantu menemukan apa yang diharapkan teman pembaca.
Bisa dibilang pula, bahwa artikel-artikel ini merupakan bentuk jawaban dari sebagian pertanyaan yang dilontarkan kepada saya. Untuk itu makasih banget buat semua pembaca buku saya, sehingga saya mampu memberikan jawaban yang relatif lebih awet karena dibukukan. Semoga buku ini menjadi pelengkap buku-buku saya yang lainnya. Sehingga kamu bisa baca lebih nikmat dan renyah tambah wawasan.
Oya, saya sebenarnya sempat bingung dengan format buku ini, karena memang sangat teknis. Tapi, ketika saya membaca buku berjudul Biarkan Anak Bicara yang saya beli waktu pameran buku, saya seperti menemukan jalan lempang. Karena buku tersebut juga praktis tapi berisi normatif, dan uniknya dilengkapi dengan tips-tips singkat dan jelas. Itu sebabnya, di buku ini kamu juga akan saya bantu dengan beberapa tips singkat untuk mewujudkan harapanmu.
Nggak akan banyak cerita tentang isi buku ini, lebih baik kamu baca aja deh. Insya Allah ditanggung antimanyun (pede banget ya?). Karena penjelasan yang terlalu banyak juga bikin bosen. Betul nggak seh? (ini nggak maksa kok, Bro! Hehehe…)
Sobat muda muslim, buku ini mungkin kelewat sederhana. Bahkan sangat sederhana. Tapi saya mencoba mengemas dengan sedikit lebih tegas agar memiliki bobot yang sama seperti buku saya sebelumnya. Saya tetap pada pola penulisan dengan gaya bertutur yang nggak menggurui. Meski tetap saya coba masukkan unsur-unsur yang bisa memberikan kedalaman makna. Artinya, meski sederhana tema-tema yang dibahasnya, tapi saya berharap masih ada nilai bergizi tinggi untuk pemikiran dan perasaan pembaca setelah melahap buku ini.
Dalam artikel yang berjumlah 28 buah dan dibagi dalam lima bab ini seluruhnya bercerita tentang “bagaimana”, bukan “mengapa”. Saya mencoba memberikan semacam solusi praktis buat teman-teman remaja yang mengalami berbagai persoalan hidupnya (paling nggak yang tergambar dalam artikel-artikel tersebut).
Kalo kamu ada masalah dengan keluarga, di buku ini saya lebih memberi ruang bebas untuk menelusuri hubungan kita dengan orangtua. Terus terang saja, banyak teman remaja yang kebingungan berhadapa dengan ortu. Jangankan untuk curhat bebas tentang apa saja suasana hati kita, sekadar untuk ngobrol masalah remeh-temeh pun kita segan dan malas. Semoga dengan membaca buku ini, kita bisa menyelami apa sih yang diinginkan ortu dari kita, dan kita belajar mengkomunikasikan harapan dan keinginan kita ortu dengan rileks. Serileks dan semudah ketika kita berkomunikasi dengan teman baik kita.
Sobat muda muslim, di buku ini kamu juga bakalan saya ajak untuk berselancar mengenali teman kamu. Siapa teman kamu, apa yang harus dilakukan saat berteman, dan bagaimana berpegang teguh terhadap prinsip kita ketika berbenturan dengan perbuatan teman kita. Jujur saja, berdasarkan pengalaman, seringkali kita kesulitan untuk berkata “TIDAK” kepada teman yang ngajak nggak baik. Insya Allah di buku ini kamu bisa menimbang dan mencoba tips-tips yang saya tawarkan.
Saya mencoba menyelami seluruh masalah (kalo bisa) yang dihadapi teman-teman remaja. Selain masalah keluarga dan teman, remaja biasanya juga kurang pede dengan kehidupannya. Seringkali teman remaja gamang dengan hidup ini, khususnya ketika kenyataan tak sesuai dengan harapan dan keinginannya. Insya Allah di buku ini saya memberikan support buat kamu semua tentang menikmati hidup ini. Saya buatkan bab khusus untuk itu. Kamu bisa juga menjajalnya.
Ini berbeda dengan buku-buku saya sebelumnya yang lebih menekankan perubahan pada pola pikir yang dilengkapi dengan solusi sistemik, karena memang inilah kunci sebuah kesadaran dan perubahan (kamu udah baca kan buku saya yang lain: Jangan Jadi Bebek, Andai Kamu Tahu, Jangan Jadi Seleb, dan Jangan Nodai Cinta). Tetapi, saya tidak akan mengabaikan pula aspek praktis. Itu sebabnya, saya mencoba memenuhi keinginan sebagian besar pembaca buku saya yang kebetulan bertanya pada acara-acara bedah buku saya di berbagai daerah. Semoga saja ini dapat membantu menemukan apa yang diharapkan teman pembaca.
Bisa dibilang pula, bahwa artikel-artikel ini merupakan bentuk jawaban dari sebagian pertanyaan yang dilontarkan kepada saya. Untuk itu makasih banget buat semua pembaca buku saya, sehingga saya mampu memberikan jawaban yang relatif lebih awet karena dibukukan. Semoga buku ini menjadi pelengkap buku-buku saya yang lainnya. Sehingga kamu bisa baca lebih nikmat dan renyah tambah wawasan.
Oya, saya sebenarnya sempat bingung dengan format buku ini, karena memang sangat teknis. Tapi, ketika saya membaca buku berjudul Biarkan Anak Bicara yang saya beli waktu pameran buku, saya seperti menemukan jalan lempang. Karena buku tersebut juga praktis tapi berisi normatif, dan uniknya dilengkapi dengan tips-tips singkat dan jelas. Itu sebabnya, di buku ini kamu juga akan saya bantu dengan beberapa tips singkat untuk mewujudkan harapanmu.
Nggak akan banyak cerita tentang isi buku ini, lebih baik kamu baca aja deh. Insya Allah ditanggung antimanyun (pede banget ya?). Karena penjelasan yang terlalu banyak juga bikin bosen. Betul nggak seh? (ini nggak maksa kok, Bro! Hehehe…)
kepada :
ayah n ibu tercinta
semoga kesehatan selalu melekat, n keberhasilan selalu menjaga mu..
syukur atas rahmat Allah SWT,anakmu dalam keadaan sehat,
begitu juga dengan ibu / ayah disana..
dalam beberapa tahun ini,
sejuta rindu masih selalu menemani hari2 ku..
ayah / ibu..
banyak hal yg ingin q ceritakan,
namun hingga saat ini aqbelum bisa pulang untuk berkumpul bersama..
ayah / ibu..
ingin rasanya menangis, berteriak sekuat tenaga..
terkadang masalah itu datang bersamaan,
datang seperti petir, membuat bathin q terkejut..
seakan2 smua masalah itu menjadi musuh bagi q..
tapi aq salah..
aq lupa dgn nasehatmu..
"jadikan masalah itu sahabat untukmu,
agar kamu terbiasa denganya.."
ayah / ibu..
rindu qu akan hilang saat hari mulai gelap,
rindu qu akan hilang, saat mimpi menemani tidur qu..
rindu qu akan hilang saat aq bisa bertemu denganmu..
wassalamanakmu
ayah n ibu tercinta
semoga kesehatan selalu melekat, n keberhasilan selalu menjaga mu..
syukur atas rahmat Allah SWT,anakmu dalam keadaan sehat,
begitu juga dengan ibu / ayah disana..
dalam beberapa tahun ini,
sejuta rindu masih selalu menemani hari2 ku..
ayah / ibu..
banyak hal yg ingin q ceritakan,
namun hingga saat ini aqbelum bisa pulang untuk berkumpul bersama..
ayah / ibu..
ingin rasanya menangis, berteriak sekuat tenaga..
terkadang masalah itu datang bersamaan,
datang seperti petir, membuat bathin q terkejut..
seakan2 smua masalah itu menjadi musuh bagi q..
tapi aq salah..
aq lupa dgn nasehatmu..
"jadikan masalah itu sahabat untukmu,
agar kamu terbiasa denganya.."
ayah / ibu..
rindu qu akan hilang saat hari mulai gelap,
rindu qu akan hilang, saat mimpi menemani tidur qu..
rindu qu akan hilang saat aq bisa bertemu denganmu..
wassalamanakmu
Keutamaan amal ibadah ditentukan oleh empat hal utama ini:
1.
Memperhatikan waktunya. Misalnya, ibadah yang paling utama di bulan
Ramadhan adalah qiyamullail. Berdasarkan sabda Rasulullah Saw:
"Siapa yang mengisi malam bulan Ramadhan dengan keimanan dan ibadah, niscaya baginya diampunkan dosa-dosanya yang telah lewat."(1)
Dan
berderma, karena Rasulullah Saw: "beliau paling dermawan saat berada
pada bulan Ramadhan".(2) Jika masuk sepuluh hari yang terakhir dari
bulan Ramadhan, maka amal ibadah yang paling utama adalah beri'tikaf dan
tidak keluar dari masjid. Dan jika masuk sepuluh hari pertama dari
bulan Dzul Hijjah, maka amal ibadah yang paling utama adalah amal saleh
dan berlomba untuk berjihad, berdasarkan sabda Rasulullah Saw:
"Kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan jiwanya, dan tidak menuntut balasan dari dua hal itu."(3)
Amal
ibadah yang paling utama pada bulan Muharram dan Sya'ban adalah puasa,
berdasarkan sabda Rasulullah Saw: "Puasa yang paling utama setelah bulan
Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram." (4) Dan perkataan A'isyah
r.a.:
"Aku dapati Nabi Saw paling banyak berpuasa pada bulan Sya'ban." (5)
Amal
ibadah yang paling utama saat mengajarkan orang yang ingin belajar
adalah: bersungguh-sungguh untuk mengajarkannya, dan meninggalkan
pekerjaan yang lain. Dan ibadah yang paling utama saat wuquf di Arafah
adalah: berusaha untuk bermunajat, berdo'a, dan berdzikir, serta tidak
berpuasa yang dapat melemahkan tubuh untuk melakukan semua ibadah tadi.
Ibadah yang paling utama pada waktu menjelang subuh adalah: shalat dan istighfar. Berdasarkan firman Allah SWT:
"dan yang memohon ampun di waktu sahur." Ali Imran: 17.
dan amal ibadah yang paling utama saat berbuka adalah: berdoa. Berdasarkan sabda Rasulullah Saw:
"Tiga kelompok orang yang doanya tidak tertolak: orang yang berpuasa saat ia berbuka puasa, ...".(6)
Amal ibadah yang paling utama saat mendengarkan adzan adalah, membalas ucapan adzan tersebut.
2. Memperhatikan Tempat.
Ada
beberapa tempat , yang jika dilakukan ibadah di situ, akan mendapatkan
pahala dan keutamaan yang lebih besar dibandingkan jika dilakukan di
tempat lain. Seperti shalat di Masjidil Haram, setara dengan seratus
ribu shalat di tempat lainnya. Shalat di Masjid Nabawi, setara dengan
seribu shalat di tempat lainnya. Dan shalat di Masjid Aqsha, setara
dengan lima ratus kali shalat di tempat lainnya.
Shalat
yang paling utama dilakukan di masjid adalah shalat wajib. Sementara
untuk shalat sunnah,yang paling utama adalah jika dillakukan di rumah.
Berdasarkan sabda Nabi Saw:
"Shalat yang paling utama bagi seseorang adalah di rumahnya, kecuali shalat wajib."(7)
Dzikir
dan berdoa di Shafa dan Marwa lebih utama dari shalat. Thawaf bagi
orang yang baru datang dari luar Mekkah lebih utama dari shalat, dan
sebaliknya bagi orang Mekkah sendiri. Do'a saat masuk rumah atau keluar
dari rumah lebih diutamakan daripada membaca Al Qur'an.
3. Memperhatikan Jenis Ibadah.
Jenis
shalat lebih utama dari jenis membaca Al Qur'an. Jenis membaca Al
Qur'an lebih dibandingkan jenis dzikir. Jenis dzikir lebih utama
dibandingkan jenis do'a. jenis jihad lebih utama dari jenis ibadah
hajji. Bahkan di antara satu jenis ibadah sendiri ada perbedaan
keutamaan antara satu macam dengan macam yang lain. Misalnya:
"Puasa (sunnah) yang paling utama adalah puasa nabi Daud, yaitu berpuasa satu hari dan berbuka satu hari".(8) Dan
"Shadaqah yang paling utama adalah shadaqah bagi sanak keluarga yang membenci kita." (9)
Dan
"Syuhada yang paling utama adalah yang darahnya ditumpahkan musuh, dan kendaraannya dirusak musuh"(10). Dan
"Dzikir yang paling utama adalah: la ilaha illah Allah, dan doanya yang paling utama adalah: alhamdulillah." (11)
Dan
"Jihad yang paling utama adalah membela kebenaran di hadapan penguasa yang lalim." (12)
4. Memperhatikan Situasi dan Kondisi.
Rasulullah Saw bersabda:
"Jika Allah SWT kagum melihat seorang hamba, niscaya hamba itu tidak akan dihisab."(13)
Kemudian beliau mengabarkan tentang sipat orang-orang yang membuat Allah SWT tertawa. Beliau bersabda:
"Tiga kelompok manusia yang dicintai dan dikagumi oleh Allah SWT dan diberikan kabar gembira oleh-Nya adalah: ..., seseorang yang mempunyai isteri cantik dan peraduan yang nyaman nan indah, kemudian ia bangun di waktu malam untuk beribadah. Terhadap orang tersebut Allah SWT berkomentar: "dia meninggalkan syahwatnya untuk beribadah kepada-Ku, padahal jika ia mau ia dapat terus menikmati tidurnya." Dan orang yang sedang berada dalam perjalanan bersama rombongan, kemudian ia tidak tidur malam kecuali sedikit, dan ia isi akhir malamnya dengan ibadah, baik dalam kesulitan maupun dalam kesenangan."(14)
Ini
jika dalam kondisi negara aman. Sedangkan jika dalam kondisi perang,
ukurannya lain lagi, berbeda dengan sebelumnya. Oleh karena itu, perlu
memperhatikan situasi dan kondisi. Orang yang cerdik adalah orang yang
mengetahui amal ibadah yang paling utama di segala situasi dan kondisi.
'Auf bin Harits adalah salah seorang yang cerdik ini. Ketika ia bertanya
kepada Nabi Saw pada saat perang Badar, sebagai berikut: "Wahai
Rasulullah Saw, apakah yang membuat Rabb-ku tertawa? (maksudnya: apakah
amal ibadah yang jika dikerjakan oleh seseorang pada situasi saat ini
mencukupi untuk membuat dirinya terbebaskan dari perhitungan akhirat).
Nabi Saw menjawab:
"Orang yang menerjang musuh dengan tanpa perisai". Maka dia pun melepaskan baju besi yang ia pakai, kemudian mengambil pedangnya dan segera menyerang pasukan musuh, hingga ia mendapatkan syahid.
Memperhatikan
situasi dan kondisi mencakup memperhatikan potensi masing-masing
peserta kompetisi dan kelebihan yang mereka miliki. "Orang kaya yang
memiliki banyak harta, dan hatinya merasa sayang untuk menyumbangkan
hartanya itu: maka shadaqah hartanya dan kerelaan hatinya untuk
menyumbangkan hartanya itu lebih utama baginya dibandingkan qiyamullail
dan berpuasa sunnah di siang hari. Orang yang pemberani dan kuat, yang
ditakuti musuh: keikutsertaannya dalam pasukan jihad walau sebentar, dan
berjihad melawan musuh-musuh Allah, baginya lebih utama dibandingkan
melaksanakan ibadah hajji, berpuasa, bersedekah dan melakukan ibadah
sunnah. Orang yang berpengetahuan, yang mengetahui sunnah Nabi, ilmu
halal-haram, dan ilmu tentang mana yang baik dan mana yang tercela
menurut agama: baginya bergaul dengan manusia, mengajarkan mereka, dan
memberikan mereka nasihat dalam agama, itu lebih utama daripada
mengucilkan diri, menghabiskan waktunya untuk shalat, membaca Al Qur'an
dan bertasbih. Pejabat pemerintah yang memegang urusan manusia: baginya,
duduk sebentar untuk mengurusi perkara masyarakat, membantu orang yang
dizhalimi, menjalankan hadd Allah, membantu pihak yang benar, dan
melawan pihak yang salah, itu lebih utama baginya dari pada beribadah
bertahun-tahun."(15)
Kami
tambahkan: amal ibadah yang paling utama bagi orang yang dikuasai oleh
sikap masa bodoh terhadap siksaan Allah SWT dan yang tertipu oleh
dirinya sendiri adalah: dengan merasa takut kepada Allah SWT. Amal
ibadah yang paling utama bagi orang yang dikuasai oleh keputus asaan dan
patah harapan dari rahmat Allah SWT adalah: menumbuhkan sikap
pengharapan kepada-Nya. Amal yang paling utama bagi orang yang junub
adalah: mandi besar. Amal yang paling utama bagi orang yang takut
impoten adalah: segera menikah. Amal yang paling utama saat kedatangan
tamu adalah: melayani dan menemuinya, dibandingkan wirid yang sunnah.
Amal ibadah yang paling utama saat membantu orang yang ditimpa kesulitan
adalah: memfokuskan diri untuk membantunya dan menolongnya, dan
mementingkan hal itu dibandingkan wirid dan khalwatnya. Amal ibadah yang
paling utama saat seorang muslim sakit adalah: menjenguknya. Dan amal
ibadah yang paling utama saat kematiannya adalah: menyaksikan
jenazahnya. Amal ibadah yang paling utama ... dst.
Kamis, 08 Maret 2012
IBU
Ibu…
adalah wanita yang telah melahirkanku
merawatku
membesarkanku
mendidikku
hingga diriku telah dewasa
merawatku
membesarkanku
mendidikku
hingga diriku telah dewasa
ibu..
adalah wanita yang selalu siaga tatkala aku dalam buaian
tatkala kaki kakiku belum kuat untuk berdiri
tatkala perutku terasa lapar dan haus
tatkala kuterbangun diwaktu pagi ,siang , dan malam
adalah wanita yang selalu siaga tatkala aku dalam buaian
tatkala kaki kakiku belum kuat untuk berdiri
tatkala perutku terasa lapar dan haus
tatkala kuterbangun diwaktu pagi ,siang , dan malam
ibu..
adalah wanita yang penuh perhatian, dikala.
bila aku sakit
bila aku terjatuh
bila aku menangis
dan bila aku kesepian
adalah wanita yang penuh perhatian, dikala.
bila aku sakit
bila aku terjatuh
bila aku menangis
dan bila aku kesepian
ibu..
telah kupandang wajahmu diwaktu tidur
terdapat sinar yang penuh dengan keridhoaan
terdapat sinar yang penuh dengan kesabaran
terdapat sinar yang penuh dengan kasih sayang
terdapat sinar kelelahan karena aku.
telah kupandang wajahmu diwaktu tidur
terdapat sinar yang penuh dengan keridhoaan
terdapat sinar yang penuh dengan kesabaran
terdapat sinar yang penuh dengan kasih sayang
terdapat sinar kelelahan karena aku.
aku yang selalu merepotkanmu
aku yang selalu menyita perhatianmu
aku yang telah menghabiskan air susumu
aku yang selalu menyusahkanmu hingga muncul tangismu.
aku yang selalu menyita perhatianmu
aku yang telah menghabiskan air susumu
aku yang selalu menyusahkanmu hingga muncul tangismu.
ibu..
engkau menangis karena aku
engkau menderita karena aku
engkau kuruspun karena aku
engkau korbankan segalanya untukku
engkau menangis karena aku
engkau menderita karena aku
engkau kuruspun karena aku
engkau korbankan segalanya untukku
ibu..
jasamu tiada terbalas
jasamu tada terbeli
jasamu tiada akhir
dan jasamu terlukis indah didalam surga
jasamu tiada terbalas
jasamu tada terbeli
jasamu tiada akhir
dan jasamu terlukis indah didalam surga
ibu..
hanya doa yang bisa kupersembahkan untukmu
hanya tangisku sebagai saksi
atas rasa cintaku padamu..
hanya doa yang bisa kupersembahkan untukmu
hanya tangisku sebagai saksi
atas rasa cintaku padamu..
Bumi menangis
Buah Karya : Ikbal oktaviansyah
Buah Karya : Ikbal oktaviansyah
kicauan burung tak seindah dulu
tarian daun tak sekencang dulu
hembusan laut tak setenang dulu
getaran gunung tak seseunyi dulu
tarian daun tak sekencang dulu
hembusan laut tak setenang dulu
getaran gunung tak seseunyi dulu
apakaha kalian tak berfikir
begitu bodohnya kalian
mengubah bumi yang begitu indah
sekarang menjadi begitu tak berdaya
begitu bodohnya kalian
mengubah bumi yang begitu indah
sekarang menjadi begitu tak berdaya
siapa yang bertanggung jawab
tanya sang bumi
aku tak sanggup menampung kalian
aku tak bisa melihat kalian
ucap sang bumi
tanya sang bumi
aku tak sanggup menampung kalian
aku tak bisa melihat kalian
ucap sang bumi
bencana yang begitu banyak menimpaku
apa yang diperbuat anak bangsa untukku?
hanya pertunjukkan yang tiada arti
pertunjukkan untuk berlomba-lomba memperkaya diri
pertunjukkan peperangan satu sama lain
apa yang diperbuat anak bangsa untukku?
hanya pertunjukkan yang tiada arti
pertunjukkan untuk berlomba-lomba memperkaya diri
pertunjukkan peperangan satu sama lain
tiadakah kalian melihatku seperti ini
apa yang harus kulakukan untuk menyadarkan kalian
apakah hanya berharap
apakah hanya mengeluh
dan apakah hanya menangis
apa yang harus kulakukan untuk menyadarkan kalian
apakah hanya berharap
apakah hanya mengeluh
dan apakah hanya menangis
Selasa, 06 Maret 2012
perjalanan
Saat hujan semakin deras
kusuri jalan selangkah demi selangkah
Kuraba bajuku yang sudah kuyup
serasa dingin udara menusuk
sebentar kutoleh kebelakang
Terlihat jelas roda sejarah membentang
Angin kencang
Percikan hujan
Halilintar
Semuanya adalah terpaan kehidupan
Aku berharap reda khan tiba
Terang khan menjelma
Menjadikan hidup penuh makna
kepastian
Ketika kupaksa mata ini terpejam
Justru hati terus cerita
Bicara tentang kesepian malam
Tentang matahari yang telah tenggelam
Kesepian adalah pengharapan kasih
Sedang tenggelam adalah masa lalu
Saat akhir tidak berarti kebahagiaan
Perasaan menjadi terlukakan
Khan kucari mutiara ketulusan
Kristal mujarab penawar kepedihan
Sungguh, hanya sang dewi yang memiliki
Sebelum fajar di ufuk timur menjelang
Kupastikan sang dewi adalah penentuan
Kesembuhan atas sayatan luka-luka ini
Rb
cinta
Ketika aku datang
Di dunia pewayangan cinta
Cuma satu yang aku bawa
Perasaan kasih di dalam dada
Yang bisa merubah satu wacana
Menjadi cerita panjang
Yang berbelit susah mengambarkannya
Tak ada alasan lain tentang cinta
Karena hanya satu yaitu kasih
Kecuali hanya mengada-ada
Kalau ada aku tak percaya
Alasan itu dipaksakan
Dan akan aku katakan
Sungguh malang nasib mereka
Karena tak beda dengan si penjaja
Cinta adalah rindu
Yang datang dari dalam kalbu
Bisa membawa tentram
Dalam merih kedamaian hidup
Rb
Rb
Rabu, 18 Januari 2012
jangan nodai cinta
Nggak ada tema yang abadi untuk dibahas selain masalah cinta. Tengok aja mulai dari lagu, puisi, prosa, sampai film didominasi masalah cinta. Wajar karena cinta adalah perasaan yang universal. Dimana-mana, di seluruh dunia, orang membutuhkan dan menginginkan cinta. Cinta ada pada orang tua yang cinta pada anak-anaknya, anak-anak yang cinta pada orang tuanya, adik dan kakak yang saling menyayangi seperti dalam film Children of Heaven, dan ehm, tentu saja cinta dirasakan oleh sepasang pria dan wanita.
Untuk remaja seperti kamu-kamu, masalah cinta itu ibarat nasi, makanan pokok dalam kehidupan sehari-hari. Perasaan cinta itu seringkali diwujudkan dalam bentuk punya pacar. Maka MTV menggelar acara Singled Out yang heboh lengkap dengan peri cintanya, TransTV punya acara DateExpress, dan teranyar RCTI punya tayangan gress untuk anak-anak muda Katakan Cinta. Isinya ya mencocok-cocokkan anak-anak muda dengan lawan jenisnya. Yang dalam Singled Out-nya MTV seringkali remaja memilih pasangannya dari hal-hal yang sepele; soal ukuran sepatu, urusan sikat gigi, cara teriak, dsb.
Cinta juga bukan sekadar feeling, tapi membuat orang berubah. Orang yang merasakan cinta bisa mengubah dirinya demi orang yang dicintai. Yang buruk bisa menjadi baik, yang urakan bisa menjadi rapih jali, dan yang pendiam bisa menjadi periang. Cinta juga membuat orang menjadi kreatif. Buktinya banyak karya dihasilkan karena terinspirasi oleh cinta. Contohnya ya buku ini (he…he…he).
Sayangnya cinta sering ternoda justru oleh mereka yang sedang jatuh cinta. Jatuh cinta malah menjadi ajang pelampiasan hawa nafsu. Cinta nggak lagi menjadi sesuatu yang suci dan indah. Tapi sudah diubah menjadi kubangan lumpur maksiat. Padahal seharusnya anugerah cinta itu kan dihargai dengan menjaga dan merawatnya. Tentu saja cinta harus dirawat dan dijaga dengan aturan-aturan Allah SWT. Sebabnya jelas banget, Dia yang menciptakan cinta dan menumbuhkan cinta, pastinya Dia juga yang aturanNya layak diikuti. Nggak ada yang lain.
Terbukti, cinta yang tak kenal aturan bukannya menjadi anugerah, tapi malah menjadi musibah. Nggak jarang orang mengukur cinta dari kedalaman kantong, dari penampilan fisik, bahkan nggak lagi memandang agama. Selain itu merebak juga kehidupan sex before marriage, gonta-ganti pasangan, yang semuanya bikin hidup jadi makin nelangsa. Banyak remaja yang menafsirkan cinta itu adalah seks. Iih syerem. Gara-gara pemahaman yang keblinger itu cinta jadi ternoda. Jangan sampe deh.
Maka nggak salah kalau untuk urusan cinta kita juga harus tunduk pada ‘apa kata’ Allah. Bukan apa-apa, supaya cinta kita tidak rusak dan tidak ternoda. Juga jangan berpikir kalau cinta yang diatur Allah itu nggak asyik. Kenyataannya cinta yang diatur oleh Allah itu makin sip, dan pastinya barakah. Apa tuh barakah? Menurut para ulama barakah itu artinya ziayadul khair, bertambah kebaikannya. So, kalau kita bercinta (ciee…) dengan mengikuti aturan Allah, maka bukan saja kita merasa bahagia, tapi juga berpahala.
Maka, jangan nodai cinta, agar cinta dalam hidup kita makin berarti dan memberikan berbagai kebaikan pada kita semua.
Penulis berharap agar buku ini bermanfaat buat kamu-kamu, remaja muslim Indonesia, dalam merengkuh cinta. Agar kelak muncul generasi yang meletakkan Allah, RasulNya dan jihad di atas segala-galanya.
Atas cinta yang telah menjadi inspirasi penulisan buku ini, penulis memanjatkan kalimat alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadiratNya, Tuhan yang telah memberikan cinta pada kita semua. Juga shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi saw. yang telah mengajarkan cinta yang indah pada para pengikutnya.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan pada keluarga kami masing-masing yang telah merawat cinta kasih selama ini. Mereka jugalah yang telah mengajarkan banyak hal tentang cinta.
Tidak lupa kepada Penerbit Gema Insani Press yang bersedia menerbitkan risalah sederhana tentang cinta ini. Khususnya kepada saudari Mimin yang mau bersusah payah membaca dan mengoreksi tulisan kami sehingga nyaman ketika dibaca. Semoga tulisan ini menjadi sesuatu yang bukti cinta kita semua pada umat muslim, dan khususnya remaja muslim di tanah air dan juga di seluruh dunia. Amin.
Medan, Januari 2012
Cinta juga bukan sekadar feeling, tapi membuat orang berubah. Orang yang merasakan cinta bisa mengubah dirinya demi orang yang dicintai. Yang buruk bisa menjadi baik, yang urakan bisa menjadi rapih jali, dan yang pendiam bisa menjadi periang. Cinta juga membuat orang menjadi kreatif. Buktinya banyak karya dihasilkan karena terinspirasi oleh cinta. Contohnya ya buku ini (he…he…he).
Sayangnya cinta sering ternoda justru oleh mereka yang sedang jatuh cinta. Jatuh cinta malah menjadi ajang pelampiasan hawa nafsu. Cinta nggak lagi menjadi sesuatu yang suci dan indah. Tapi sudah diubah menjadi kubangan lumpur maksiat. Padahal seharusnya anugerah cinta itu kan dihargai dengan menjaga dan merawatnya. Tentu saja cinta harus dirawat dan dijaga dengan aturan-aturan Allah SWT. Sebabnya jelas banget, Dia yang menciptakan cinta dan menumbuhkan cinta, pastinya Dia juga yang aturanNya layak diikuti. Nggak ada yang lain.
Terbukti, cinta yang tak kenal aturan bukannya menjadi anugerah, tapi malah menjadi musibah. Nggak jarang orang mengukur cinta dari kedalaman kantong, dari penampilan fisik, bahkan nggak lagi memandang agama. Selain itu merebak juga kehidupan sex before marriage, gonta-ganti pasangan, yang semuanya bikin hidup jadi makin nelangsa. Banyak remaja yang menafsirkan cinta itu adalah seks. Iih syerem. Gara-gara pemahaman yang keblinger itu cinta jadi ternoda. Jangan sampe deh.
Maka nggak salah kalau untuk urusan cinta kita juga harus tunduk pada ‘apa kata’ Allah. Bukan apa-apa, supaya cinta kita tidak rusak dan tidak ternoda. Juga jangan berpikir kalau cinta yang diatur Allah itu nggak asyik. Kenyataannya cinta yang diatur oleh Allah itu makin sip, dan pastinya barakah. Apa tuh barakah? Menurut para ulama barakah itu artinya ziayadul khair, bertambah kebaikannya. So, kalau kita bercinta (ciee…) dengan mengikuti aturan Allah, maka bukan saja kita merasa bahagia, tapi juga berpahala.
Maka, jangan nodai cinta, agar cinta dalam hidup kita makin berarti dan memberikan berbagai kebaikan pada kita semua.
Penulis berharap agar buku ini bermanfaat buat kamu-kamu, remaja muslim Indonesia, dalam merengkuh cinta. Agar kelak muncul generasi yang meletakkan Allah, RasulNya dan jihad di atas segala-galanya.
Atas cinta yang telah menjadi inspirasi penulisan buku ini, penulis memanjatkan kalimat alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadiratNya, Tuhan yang telah memberikan cinta pada kita semua. Juga shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi saw. yang telah mengajarkan cinta yang indah pada para pengikutnya.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan pada keluarga kami masing-masing yang telah merawat cinta kasih selama ini. Mereka jugalah yang telah mengajarkan banyak hal tentang cinta.
Tidak lupa kepada Penerbit Gema Insani Press yang bersedia menerbitkan risalah sederhana tentang cinta ini. Khususnya kepada saudari Mimin yang mau bersusah payah membaca dan mengoreksi tulisan kami sehingga nyaman ketika dibaca. Semoga tulisan ini menjadi sesuatu yang bukti cinta kita semua pada umat muslim, dan khususnya remaja muslim di tanah air dan juga di seluruh dunia. Amin.
Medan, Januari 2012
Emang Jmblo, knapa..?
Alhamdulillah, atas ijin Allah Swt. akhirnya saya bisa menyelesaikan naskah buku ini. Naskah buku yang sebenarnya tertunda sejak lama sekali. Maklumlah, meski dikejar-kejar penerbit karena outline dan beberapa naskahnya udah disetujui, tapi tetap saja banyak kendala menghadang di sana-sini. Saya terpaksa harus ‘menelantarkan’ naskah buku yang sebenarnya sudah dinantikan penerbit dan insya Allah banyak pembaca. Namun demikian, karena tetap saya kerjakan meski di waktu sisa setelah aktivitas yang lain, akhirnya kelar juga. Alhamdulillah.
Nggak banyak yang saya tulis di pengantar ini, cuma mau menyampaikan aspirasi beberapa orang yang masih ‘setia’ ngejomblo, supaya mereka nggak minder dan berani menghadapi kenyataan dan bilang, “ya, gue emang jomblo!”. Bukan maksud menggarami luka lama, tapi saya sedang bermonolog dan seolah-olah menjadi mereka. Saya sedang berusaha untuk empati dengan kawan-kawan yang masih jomblo. Tulisan ini sekadar catatan harian, saya memungutinya dari berbagai kejadian yang kemudian saya berikan “bumbu” agar lebih menarik. Tapi jangan khawatir, “bumbu” tersebut tetap realistis. Kejadiannya mungkin masih bisa terjadi dan bisa kita saksikan (atau bahkan dirasakan?). Semoga menjadi inspirasi bagi para pembaca.
So, kalo kamu emang jomblo, kayaknya udah nggak pantes lagi deh nutup-nutupi statusmu. Percaya diri aja lagi. Nggak usah khawatir kena sindir atau dicemooh. Jomblo itu bukan aib kok. Jomblo bukan kriminal. Ngapain harus malu? Percuma juga kan punya gandengan or gebetan tapi malah menjadi sarana berbuat maksiat karena hubungan dengan lawan jenisnya terkategori hubungan tanpa aturan yang benar menurut syariat agama. Jadi, bagi kamu yang masih jomblo, nggak rugi kalo membaca Jomblos’ Diary ini. Insya Allah akan ada banyak manfaat dan inspirasi yang bisa dijadikan pelajaran berharga. Semoga. Saya menulisnya dengan bahasa yang khas remaja. Silakan dinikmati ya.
Di buku sederhana ini, selain jumlah halamannya tipis, saya sengaja tidak menaburkan banyak data dan dalil untuk pelengkap argumentasi, karena buku ini sifatnya dalah bacaan ringan yang diharapkan meski sedikit tapi cepat menyerap dan memudahkan pembaca untuk memahami persoalan yang tengah dihadapi remaja, yakni masalah jomblo.
Sebelum mengakhir pengantar singkat ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orangtua saya, bapak dan mimih yang senantiasa mendoakan untuk kebaikan saya. Makasih juga buat istri saya yang sangat saya cintai (ehm..ehm..), kesabaranmu mampu membuatku makin cinta padamu. Buat QRS (Qais, Rafi, dan Sausan) ketiga buah hatiku. Keberadaan kalian tumbuhkan tanggung jawab dan cinta.
Tak lupa untuk penerbit Gema Insani, khususnya Mbak Ninik Handrini dan Pak Abdul Hakim, terima kasih sudah memberikan kesempatan kepada saya untuk berkarya dan menghasilkan karya terbaik untuk kemaslahatan kaum muslimin. Maaf juga, karya ini termasuk yang telat saya selesaikan.
Terakhir, buat kamu semua, remaja muslim dambaan umat, yang udah baca buku ini, semoga bisa mengambil manfaatnya. Ok? Terima kasih dan tetap semangat hidup di bawah naungan Islam.
Nggak banyak yang saya tulis di pengantar ini, cuma mau menyampaikan aspirasi beberapa orang yang masih ‘setia’ ngejomblo, supaya mereka nggak minder dan berani menghadapi kenyataan dan bilang, “ya, gue emang jomblo!”. Bukan maksud menggarami luka lama, tapi saya sedang bermonolog dan seolah-olah menjadi mereka. Saya sedang berusaha untuk empati dengan kawan-kawan yang masih jomblo. Tulisan ini sekadar catatan harian, saya memungutinya dari berbagai kejadian yang kemudian saya berikan “bumbu” agar lebih menarik. Tapi jangan khawatir, “bumbu” tersebut tetap realistis. Kejadiannya mungkin masih bisa terjadi dan bisa kita saksikan (atau bahkan dirasakan?). Semoga menjadi inspirasi bagi para pembaca.
So, kalo kamu emang jomblo, kayaknya udah nggak pantes lagi deh nutup-nutupi statusmu. Percaya diri aja lagi. Nggak usah khawatir kena sindir atau dicemooh. Jomblo itu bukan aib kok. Jomblo bukan kriminal. Ngapain harus malu? Percuma juga kan punya gandengan or gebetan tapi malah menjadi sarana berbuat maksiat karena hubungan dengan lawan jenisnya terkategori hubungan tanpa aturan yang benar menurut syariat agama. Jadi, bagi kamu yang masih jomblo, nggak rugi kalo membaca Jomblos’ Diary ini. Insya Allah akan ada banyak manfaat dan inspirasi yang bisa dijadikan pelajaran berharga. Semoga. Saya menulisnya dengan bahasa yang khas remaja. Silakan dinikmati ya.
Di buku sederhana ini, selain jumlah halamannya tipis, saya sengaja tidak menaburkan banyak data dan dalil untuk pelengkap argumentasi, karena buku ini sifatnya dalah bacaan ringan yang diharapkan meski sedikit tapi cepat menyerap dan memudahkan pembaca untuk memahami persoalan yang tengah dihadapi remaja, yakni masalah jomblo.
Sebelum mengakhir pengantar singkat ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orangtua saya, bapak dan mimih yang senantiasa mendoakan untuk kebaikan saya. Makasih juga buat istri saya yang sangat saya cintai (ehm..ehm..), kesabaranmu mampu membuatku makin cinta padamu. Buat QRS (Qais, Rafi, dan Sausan) ketiga buah hatiku. Keberadaan kalian tumbuhkan tanggung jawab dan cinta.
Tak lupa untuk penerbit Gema Insani, khususnya Mbak Ninik Handrini dan Pak Abdul Hakim, terima kasih sudah memberikan kesempatan kepada saya untuk berkarya dan menghasilkan karya terbaik untuk kemaslahatan kaum muslimin. Maaf juga, karya ini termasuk yang telat saya selesaikan.
Terakhir, buat kamu semua, remaja muslim dambaan umat, yang udah baca buku ini, semoga bisa mengambil manfaatnya. Ok? Terima kasih dan tetap semangat hidup di bawah naungan Islam.
Kado Untukmu
Sobat muda muslim, moga kabar baik buat kamu semuanya. Met jumpa lagi dengan saya. Moga-moga kamu nggak ikut-ikutan jadi bebek ya? Iya dong, kan udah saya kasih tahu, “Jangan Jadi Bebek” He..he..
Sobat pembaca, buku yang sedang kamu baca ini adalah sekuelnya dari buku tersebut. Cara penyajiannya sama, yakni meramu tulisan kemudian dikelompokkan ke dalam sub-bahasan dan dikasih solusi langsung. Hampir semua tulisan di buku ini adalah ‘fresh from the oven’, masih anget dan moga-moga saja ‘ever green’. Beberapa di antaranya adalah usulan dari pembaca. Insya Allah, ditanggung antimanyun deh.
Ngomong-ngomong soal semen, eh, soal budaya pop, saya kepikiran sama kamu-kamu, para remaja. Kenapa? Karena remajalah yang paling rentan termakan isu instant culture, yang juga biasa disebut budaya pop. Do you know budaya pop? Betul. Kamu pinter banget deh. Yup, budaya pop adalah budaya yang ringan, menyenangkan, trendi, dan cepat berganti. Nah, teman remaja paling doyan kalo udah njiplak gaya hidup hasil imbas budaya pop. Pokoke, cepet banget nyetelnya euy! Itu sebabnya, saya jadi kepikiran terus sama kamu-kamu. Khawatir kalo kamu terjerumus main ikut-ikutan aja tanpa memandang halal dan haram dalam berbuat.
Kritikus Lorraine Gamman dan Margaret Marshment, keduanya penyunting buku “The Female Gaze: Women as Viewers of Popular Culture (1998)”, bersepakat bahwa budaya populer adalah sebuah medan pergulatan ketika mengemukakan bahwa tidaklah cukup bagi kita untuk semata-mata menilai budaya populer sebagai alat kapitalisme dan patriarki yang menciptakan kesadaran palsu di kalangan banyak orang. Bagi mereka, budaya populer juga tempat dipertarungkannya makna dan digugatnya ideologi dominan. Walah, moga kamu nggak error untuk memahami maksud kritikus ini. J
Celakanya, dalam pertarungan tersebut, siapa pun bisa terlibat dalam lingkarannya. Termasuk tentunya remaja. Perang ideologi nggak bisa dihindarkan lagi sobat, alias kudu pasti terjadi benturan. Lucunya, acapkali kita, kalangan remaja, udah merasa down duluan dari pada harus bertarung melawan budaya tersebut. Hmm.. ini untuk tidak mengatakan kalo remaja biasanya pura-pura tidak tahu apa-apa, dan lebih memilih “terbawa” arus budaya yang lebih kuat. Parahnya lagi, seperti diakui banyak pengamat, bahwa budaya populer yang sekarang lagi ngetren bergerak amat cepat. Saking cepatnya, sampe tanpa sadar kita dipaksa patuh dengan logic of capital, logika proses produksi, yakni hal-hal yang dangkal dan cepat ditangkap yang cepat laku. Inilah yang sering dijuluki sebagai instans culture.
Anthony Giddens menyebutnya sebagai dunia yang sedang berlari. Dan semua yang berlari selalu satu track lebih tinggi. Celakanya lagi, bagi penikmat produk akhirya tidak memiliki kesempatan untuk merenungkan lebih dalam. Yang penting dalam dunia ini adalah menjual dan membeli. Sekali lagi, menjual dan membeli. Mereka jual, kita beli dengan menerapkan budaya dan gaya hidup mereka. Nah lho.
Kamu bisa lihat gimana sregepnya teman-teman remaja saat gandrung dengan tren yang muncul saat ini. Cepet banget nyetelnya. Udah nggak pernah pake kalkulasi untung-rugi lagi. Apalagi mikir halal-haram, kayaknya blas deh. Pokoknya, kalo itu dianggap baru dan trendi, hajar aja. Nyang penting dapat label anak gaul. Habis perkara. Astaghfirullah…
Sobat muda muslim, nggak selamanya yang baru dan trendi itu baik lho buat kamu. Kalo soal ilmu pengetahuan dan teknologi, boleh aja kamu ikutan nyetel. Itu sebabnya, kamu jangan kuper-kuper amat dalam masalah ini. Tapi sayangnya, teman-teman remaja lebih mudah nyetel kalo urusannya dalam gaya hidup. Soalnya, memang mudah ditiru sih. David Beckham, suaminya Victoria Adams, cepat jadi idola. Model rambutnya dicontek abis. Pas doi kepalanya plontos, banyak para akhwat, eh, cewek langsung teriak histeris. Begitu ganti model lagi, cepet-cepet pengagumnya meniru total beliau. Aduh, jadi sesembahan deh. Ckckckck…
Genderang perang budaya udah ditabuh saudara-saudara. Ini globalisasi Bung! Semua wajib seragam. Di Amrik heboh Harry Potter, Spiderman, The Lord of The Ring, X-Men United, Matrix Reloaded, sampe Hulk, di sini juga ‘wajib’ ikutan heboh. Nggak seru dan afdhol kalo cuma diem. Semua serentak ngobrolin hiburan kelas dunia ini. Begitu pun ketika rumah-rumah mode Eropa memamerkan busana oke karya perancang dunia, di sini seperti tersihir; ikutan heboh pake. Sekali lagi, inilah globalisasi.
Emang sih, nggak seluruhnya globalisasi itu salah. Nggak semuanya dampak globalisasi bikin kita gerah. Ada kok yang baiknya. Contoh: perkembangan teknologi informasi dan sejenisnya. Namun, teknologi memang ibarat pisau bermata dua; bisa baik, bisa juga buruk. Tapi anehnya, mengapa yang buruk van jelek yang cepet menular dan kadernya beranak pinak? Jawabannya sama: ringan dan trendi. Wasyah! Itu pula yang bikin saya ketar-ketir ngeliat tingkah polah remaja sekarang. Bener.
Oke deh sobat, kamu bisa baca ampe puoool buku ini. Kuliti ampe abis bagian-bagian pembahasannya. Jangan ada yang kelewat. Pokoknya, saya ngasih semuanya buat kamu, sobat muda muslim harapan Islam. Pahami dan amalkan dalam kehidupan, biar kamu nggak jadi bebek.
Atas rasa syukur kepada Allah Swt. saya mengucapkan alhamdulillah. Dengan keridhoan dan cinta-Nya, saya bisa menyelesaikan buku ini. Shalawat serta salam untuk junjungan kita semua, Nabi Muhammad saw. yang telah membawa risalah agung ini bagi umat manusia.
Nggak lupa, saya mengucapkan terima kasih kepada istri, anak, dan keluarga yang ikut memberi semangat supaya saya tetap menulis. Nggak lupa, makasih banget buat Kang Hari Mukti yang bersedia kembali ngasih pengantar dan mengomentari beberapa tulisan di buku ini. Juga buat Kang Iwan Januar, terima kasih atas beberapa tema yang diusulkan. Temen-temen di Permata dan di milis majalah-permata (termasuk temen-temen di Studia dan di milis buletin-studia), yang secara tidak langsung menjadi inspirator dalam penulisan buku ini. Makasih juga buat Penerbit Gema Insani Press, yang terus mendukung penerbitan buku saya, utamanya special thanks buat Pak Hakim dan Mbak Mimin yang selalu ‘ngomporin’ untuk urusan buku saya ini. Pokoknya, untuk semuanya deh, saya berdoa kepada Allah, semoga amalan saudara semuanya diganjar oleh Allah Swt. dengan kebaikan yang berlipat-ganda.
Semoga tulisan ini bermanfaat buat kamu, remaja muslim. Mari kita isi hidup ini dengan amal baik. Jangan menyerah, keep ukhuwah, dan tetap semangat!
Langganan:
Postingan (Atom)