Nggak ada tema yang abadi untuk dibahas selain masalah cinta. Tengok aja mulai dari lagu, puisi, prosa, sampai film didominasi masalah cinta. Wajar karena cinta adalah perasaan yang universal. Dimana-mana, di seluruh dunia, orang membutuhkan dan menginginkan cinta. Cinta ada pada orang tua yang cinta pada anak-anaknya, anak-anak yang cinta pada orang tuanya, adik dan kakak yang saling menyayangi seperti dalam film Children of Heaven, dan ehm, tentu saja cinta dirasakan oleh sepasang pria dan wanita.
Untuk remaja seperti kamu-kamu, masalah cinta itu ibarat nasi, makanan pokok dalam kehidupan sehari-hari. Perasaan cinta itu seringkali diwujudkan dalam bentuk punya pacar. Maka MTV menggelar acara Singled Out yang heboh lengkap dengan peri cintanya, TransTV punya acara DateExpress, dan teranyar RCTI punya tayangan gress untuk anak-anak muda Katakan Cinta. Isinya ya mencocok-cocokkan anak-anak muda dengan lawan jenisnya. Yang dalam Singled Out-nya MTV seringkali remaja memilih pasangannya dari hal-hal yang sepele; soal ukuran sepatu, urusan sikat gigi, cara teriak, dsb.
Cinta juga bukan sekadar feeling, tapi membuat orang berubah. Orang yang merasakan cinta bisa mengubah dirinya demi orang yang dicintai. Yang buruk bisa menjadi baik, yang urakan bisa menjadi rapih jali, dan yang pendiam bisa menjadi periang. Cinta juga membuat orang menjadi kreatif. Buktinya banyak karya dihasilkan karena terinspirasi oleh cinta. Contohnya ya buku ini (he…he…he).
Sayangnya cinta sering ternoda justru oleh mereka yang sedang jatuh cinta. Jatuh cinta malah menjadi ajang pelampiasan hawa nafsu. Cinta nggak lagi menjadi sesuatu yang suci dan indah. Tapi sudah diubah menjadi kubangan lumpur maksiat. Padahal seharusnya anugerah cinta itu kan dihargai dengan menjaga dan merawatnya. Tentu saja cinta harus dirawat dan dijaga dengan aturan-aturan Allah SWT. Sebabnya jelas banget, Dia yang menciptakan cinta dan menumbuhkan cinta, pastinya Dia juga yang aturanNya layak diikuti. Nggak ada yang lain.
Terbukti, cinta yang tak kenal aturan bukannya menjadi anugerah, tapi malah menjadi musibah. Nggak jarang orang mengukur cinta dari kedalaman kantong, dari penampilan fisik, bahkan nggak lagi memandang agama. Selain itu merebak juga kehidupan sex before marriage, gonta-ganti pasangan, yang semuanya bikin hidup jadi makin nelangsa. Banyak remaja yang menafsirkan cinta itu adalah seks. Iih syerem. Gara-gara pemahaman yang keblinger itu cinta jadi ternoda. Jangan sampe deh.
Maka nggak salah kalau untuk urusan cinta kita juga harus tunduk pada ‘apa kata’ Allah. Bukan apa-apa, supaya cinta kita tidak rusak dan tidak ternoda. Juga jangan berpikir kalau cinta yang diatur Allah itu nggak asyik. Kenyataannya cinta yang diatur oleh Allah itu makin sip, dan pastinya barakah. Apa tuh barakah? Menurut para ulama barakah itu artinya ziayadul khair, bertambah kebaikannya. So, kalau kita bercinta (ciee…) dengan mengikuti aturan Allah, maka bukan saja kita merasa bahagia, tapi juga berpahala.
Maka, jangan nodai cinta, agar cinta dalam hidup kita makin berarti dan memberikan berbagai kebaikan pada kita semua.
Penulis berharap agar buku ini bermanfaat buat kamu-kamu, remaja muslim Indonesia, dalam merengkuh cinta. Agar kelak muncul generasi yang meletakkan Allah, RasulNya dan jihad di atas segala-galanya.
Atas cinta yang telah menjadi inspirasi penulisan buku ini, penulis memanjatkan kalimat alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadiratNya, Tuhan yang telah memberikan cinta pada kita semua. Juga shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi saw. yang telah mengajarkan cinta yang indah pada para pengikutnya.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan pada keluarga kami masing-masing yang telah merawat cinta kasih selama ini. Mereka jugalah yang telah mengajarkan banyak hal tentang cinta.
Tidak lupa kepada Penerbit Gema Insani Press yang bersedia menerbitkan risalah sederhana tentang cinta ini. Khususnya kepada saudari Mimin yang mau bersusah payah membaca dan mengoreksi tulisan kami sehingga nyaman ketika dibaca. Semoga tulisan ini menjadi sesuatu yang bukti cinta kita semua pada umat muslim, dan khususnya remaja muslim di tanah air dan juga di seluruh dunia. Amin.
Medan, Januari 2012
Cinta juga bukan sekadar feeling, tapi membuat orang berubah. Orang yang merasakan cinta bisa mengubah dirinya demi orang yang dicintai. Yang buruk bisa menjadi baik, yang urakan bisa menjadi rapih jali, dan yang pendiam bisa menjadi periang. Cinta juga membuat orang menjadi kreatif. Buktinya banyak karya dihasilkan karena terinspirasi oleh cinta. Contohnya ya buku ini (he…he…he).
Sayangnya cinta sering ternoda justru oleh mereka yang sedang jatuh cinta. Jatuh cinta malah menjadi ajang pelampiasan hawa nafsu. Cinta nggak lagi menjadi sesuatu yang suci dan indah. Tapi sudah diubah menjadi kubangan lumpur maksiat. Padahal seharusnya anugerah cinta itu kan dihargai dengan menjaga dan merawatnya. Tentu saja cinta harus dirawat dan dijaga dengan aturan-aturan Allah SWT. Sebabnya jelas banget, Dia yang menciptakan cinta dan menumbuhkan cinta, pastinya Dia juga yang aturanNya layak diikuti. Nggak ada yang lain.
Terbukti, cinta yang tak kenal aturan bukannya menjadi anugerah, tapi malah menjadi musibah. Nggak jarang orang mengukur cinta dari kedalaman kantong, dari penampilan fisik, bahkan nggak lagi memandang agama. Selain itu merebak juga kehidupan sex before marriage, gonta-ganti pasangan, yang semuanya bikin hidup jadi makin nelangsa. Banyak remaja yang menafsirkan cinta itu adalah seks. Iih syerem. Gara-gara pemahaman yang keblinger itu cinta jadi ternoda. Jangan sampe deh.
Maka nggak salah kalau untuk urusan cinta kita juga harus tunduk pada ‘apa kata’ Allah. Bukan apa-apa, supaya cinta kita tidak rusak dan tidak ternoda. Juga jangan berpikir kalau cinta yang diatur Allah itu nggak asyik. Kenyataannya cinta yang diatur oleh Allah itu makin sip, dan pastinya barakah. Apa tuh barakah? Menurut para ulama barakah itu artinya ziayadul khair, bertambah kebaikannya. So, kalau kita bercinta (ciee…) dengan mengikuti aturan Allah, maka bukan saja kita merasa bahagia, tapi juga berpahala.
Maka, jangan nodai cinta, agar cinta dalam hidup kita makin berarti dan memberikan berbagai kebaikan pada kita semua.
Penulis berharap agar buku ini bermanfaat buat kamu-kamu, remaja muslim Indonesia, dalam merengkuh cinta. Agar kelak muncul generasi yang meletakkan Allah, RasulNya dan jihad di atas segala-galanya.
Atas cinta yang telah menjadi inspirasi penulisan buku ini, penulis memanjatkan kalimat alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadiratNya, Tuhan yang telah memberikan cinta pada kita semua. Juga shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi saw. yang telah mengajarkan cinta yang indah pada para pengikutnya.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan pada keluarga kami masing-masing yang telah merawat cinta kasih selama ini. Mereka jugalah yang telah mengajarkan banyak hal tentang cinta.
Tidak lupa kepada Penerbit Gema Insani Press yang bersedia menerbitkan risalah sederhana tentang cinta ini. Khususnya kepada saudari Mimin yang mau bersusah payah membaca dan mengoreksi tulisan kami sehingga nyaman ketika dibaca. Semoga tulisan ini menjadi sesuatu yang bukti cinta kita semua pada umat muslim, dan khususnya remaja muslim di tanah air dan juga di seluruh dunia. Amin.
Medan, Januari 2012